Rabu, 13 Mei 2009
NGAPAIN MENANGIS
Senyum itu pernah berdiri tegak
Hanya hitungan detik
Kau...
Aku ini bukan pemanis ibu
Pemberi harta dan tahta
Biarkan...
Aku bukan pemanismu
Berlari atau diam hancur
Hingga kain terlotar
Tak peduli
Hingga hidung tak menatap
Akan kemana, terserah!
Sudah mulai dekat yang diharap
Tetesan air mata mengalir tak dosa
Berselang pelukan tiada terpisah
Yang tersakiti
Jabat merapat sungguh erat
TAK LULUSpun tak rugi
Ngapain meratap
Akupun bukan pemanismu
Tidak ingatkah kau menyakiti
Teserah hatimu
Inipun terserah hatiku
Air mata bunga tiada berlaku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar