Kali ini bicara realita saja…
Memory-memory tentang perjalanan karier seorang tenaga honorer, yaa… hanya tenaga honorer. Sepintas hanya dipandang sebelah mata bagi yang mempunyai kekuasaan penuh dan kedudukan yang utuh. Perjalanan karier merangkak dari dua ratus lima puluh ribu rupiah itupun kualami dengan ikhlas, sabar dan syukur pada Allah SWT. Itupun sudah ada yang mengincar dan memata-mataiku, sudah ada yang menguncingkan karena kinerja yang kurang bagus, inilah dan itulah. Dan masih banyak yang lainnya tak perlu diuraikan secara gamblang, yang penting yang merasa tahu. Bila tak tahu dan tak merasa, telah sakit ya.. Andakata ini bisa tertulis semua pasti sudah banyak isi blog ini terpenuhi dengan hal-hal yang bersifat menjegal kaum yang kecil. Menjegal pada diriku, tak kala diri ini masih belum ada si kecil.
Kini…
Anakku telah hadir yang diidam-idamkan. Buah hati yang mempunyai rejeki sendiripun telah digariskan sebelum lahir oleh Allah SWT. Hal ini yang membuat hatiku bertanya dan ketawa. Kenapa tidak, anakku rejekinya dijregal oleh :
1. Orang-orang dikalangan yang sudah layak untuk mempunyai sesuatu hal;
2. Oleh orang-orang yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi;
3. Orang-orang yang sudah punya jatah;
4. Orang-orang resmi yang sudah punya surat keputusan Pegawai Negeri Sipil;
5. Orang-orang yang aku anggap senior;
6. Dan orang-orang sangat-sangat terhormat.
Karena hanya rasa penyakit hati yang ada pada diri masing-masing manusia, iri hati.
Apa yang diirikan pada tenaga honorer ??
Akupun tidak iri terhadap dirimu yang sudah PNS.
Akupun tidak iri terhadap dirimu yang juga double jabatan.
Akupun juga ikhlas apa yang sudah menjadi hakku kau rampas.
Dan Rejekinya anakku juga kau jregal…
Aku hanya diam..
Yang jelas Allah SWT tidak akan diam.
Bissmillahhirohman nirrohimm…
Aku niat untuk mencari nafkah buat istriku dan anakku karena Allah SWT..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar