kini kau pergi jauh;
hingga tanganku tak mampu memelukmu
hingga kakiku tak mampu mengejarmu
hingga mataku tak mampu menatapmu
hingga teriak panggilku tak mampu kau dengar
ijinkan aku menangis ya
biarlah airmata ini jadi samudra
mengantarku berenang mencarimu
tapi surga itu ada dilangit?"
Mutiara ….
Warna mendekap makna
Kilau sayang disekeliling tanpa hilang
Bening ceria itu, dikelopak berlian
Berlian….
Terbiasa dari mutiara
Akan segala titik hempas kehidupan
Mutiara kecilpun berpendar disemua sisi
Mutiara Berlian dan Intan kecil
Naungan pencipta-Nya
Terlewat dari tempat yang mulia
Berpencar serpihan Mutiara
Tiada terbentuk dimentari bulan
Goresan diberlian muda
Tak berpancar dimentarai bulan
Retak-retak ditepian hati
Sesaat bergumun mengikuti
Dan terlihat Intan kecil
Yang bersinar dengan pancaran Intannya
Mengikat Berlian ada
Intan kecil…Tetap surganyan Berlian
By : fm85mungil
Setengah baya
Bertautan kerikil berharga
Lantang jari telunjuk
Dari yang hitam sampai memerah
Kelingkingpun memutar menunduk
Mustika berbau surga dunia
Melangkah dengan senyum tawanya
Berbijak tanpa tangis
Karma dari parfum jejingga emas
Mengikutimu…
Bisik ditelinga
Dari pelan kejauhan berharap kata
Menyingkirkan dahan yang menutup
Semua mudah dipelangi
Kan terasa Mustika tertutup dahan
Basah tak terarah
Semampui karna kecil
Membuka dahan yang sudah tertepa angina
Lelah…
Biarlah karma Mustika berolah fakir
Terbesar dari yang besar
Kan kembali sedia kala
By : fm85mungil
00.0 terlewat dipintu depan
Memecahkan sunyinya malam
Tengah-tengah yang berbidik melody-melody lagu
Tertengang suara itu yang terdahulu
Menyentuhkan cuaca rindu
Biarlah 4 hp (alat) laen waktu
Daripada tiada yang ada
Mata yang belum terpejamkan
Berlalu debaran air mengalir
Dari hati yang belum terpejam
Detikpun berbeda dengan kerlip mata
Mata yang belum terpejamkan
Ingatlah janji palsu yang telah purba
Pasti terpejam tertikam
Sosok nadi durjana karna sumpah pemerah
Pasti terlelap lenyap
Dan mata terpejam
Senyummu indah tapi terlalu malam
Kusamkan sebuah pena tangan
Tak berkeping sebab usangnya musang
Mata yang belum terpejamkan
Lewatkan saja
Kan tiada sia mengingatmu
Kelam terbungkus kekasr
Urat nadi pampangan wajahnya
Langkah menantang mentar
Tiap kata jauh dari ufuk timur
Pernah menaung
Senyum terlewat sengkuni
Teka teki silang menyilang nurani
Tiada terasa apa yang terasa
Selimut ?
Siapa ?
Hangat sementara titiknya salju
Jangan terkesan halusnya
Apalagi tubuhmu hanya sesaat
Selimut ….
Suhu tlah berayun diubun-ubun
Dari segala cipta silat wajahmu
Semua cipta meruggi dari dekapmu
Selimut ?
Siapa dia ?
Benalu sebagai teman makananmu
Mengelantung kelelawar pagi
Berayun langkah kera dihatimu
Awas selimut ….
Tuangkan pelangi dan janji
Senyum berduri
Tawa jurang yang curam
Nada asal menyesatkan tak bernadi
Selimut jauhlah …
Karma kau terlalu keriput
Tanganmu mulai rusuh
Dengan es campur dan lumpur
Selimut….
Musuh dalam selimut
Julukan untuk kamu yang bukan imut
By : fm85mungil
AKUPUN TERSENYUM
Tilam jerami yang menguning
Berdandan lipstik teratai
Menyangah yang gagah didadamu
Berarak air tingginya mustika
Akupun tersenyum saja ….
Di atas empat kata itu
Lukisan tlah berlalu
Di antara pahatan yang terkesima hati
Nuansa kelam malam satu
Ukir yang basi menjadi terbaru
Akupun tersenyum…
Menjadi arang-arang masam jahitan terlontar
Terakhir arang menjadi debu kelabu
Bertebaran menyelinap mata kura-kura
Biarlah aku tetap tersenyum
Dari makam yang tiada berbaur untukmu ….
IRI TANDA TAK MAMPU
Asap terasa perih dimata
Mengerumun dipernafasan
Yang terhitam yang ada hitam
Meresap air kelesung pipit
Kata tiada selaras
Makna sebagai batu padas
Bak sipahit lidah
Melontar warna merah
Hanya kerelung hati
Iri tanda tak mampu
Dari fisik sampai isi hati
Biarkan tak mampu
Terdiam burung-burung petang
Iri tanda tak mampu
Langkah berlalu menjadi malu
Kesan kaku buatmu
Siapa orang iri itu ?
Iri tanda tak mampu
Yang hanya menekan pisau di tempat hidup
HMM... ADA
Menang ada…,
Kemenangan
Apa itu ?
Hm…,
Dan ketawa
Untukku saja
Untuk siapa ?
Bukan urusanmu…
Bertanya adakah itu ?
Hmm…
Jelas ada
By : fm85mungil
SEPENGAL DIA SAGITANYA
Perpaduan warna untuk hidup
Plus asteris dan minus
Langkah awal segala cita
Yang tiada hari detailnya
Sagitanya yang berdua
Dari agenda-agenda terencana
Kusam…
Terakhir,
Sagitanya mendung dan membanjiri
Bukan musim yang ditunggu
Akupun tak menunggu
Sepengal dia …
Menusuk-nusuk kata sagitanya
Jangan sebut itu lagi
Karna tak dihatiku …
Sepengal dia sagitanya…
Titanic yang usai sudah
By : fm85mungil
785
Sayangmu masih utuh
Dari angka yang pernah tersimpul
Yang tak pernah tersambar petir
Tertinggi bukan semu usai hujan pelangi
Hanya senyum utuhnya angka
Tujuh delapan dan lima
Dunia maya yang fana berkelana
Masih…
Selayaknya berkibar
Lihat…
Tertata rapi semboyan cita cinta
Merangkai yang sudah terbubuhi sedapnya dunia
Ucapku disana….
Pernahkah peduli…?
Angka yang satu
Yang dibanggakan insan
Lihatlah angka itu
Siapa yang menciptakan ?
Kata itu dihatimu
Dan disana…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar