Rabu, 18 Februari 2009

Puisi

Ijinkan Aku Menangis

kini kau pergi jauh;
hingga tanganku tak mampu memelukmu
hingga kakiku tak mampu mengejarmu
hingga mataku tak mampu menatapmu
hingga teriak panggilku tak mampu kau dengar

ijinkan aku menangis ya
biarlah airmata ini jadi samudra
mengantarku berenang mencarimu


tapi surga itu ada dilangit?"


By : fm85mungil








INTAN KECIL


Mutiara ….
Warna mendekap makna
Kilau sayang disekeliling tanpa hilang
Bening ceria itu, dikelopak berlian

Berlian….
Terbiasa dari mutiara
Akan segala titik hempas kehidupan
Mutiara kecilpun berpendar disemua sisi
Mutiara Berlian dan Intan kecil
Naungan pencipta-Nya

Terlewat dari tempat yang mulia
Berpencar serpihan Mutiara
Tiada terbentuk dimentari bulan

Goresan diberlian muda
Tak berpancar dimentarai bulan
Retak-retak ditepian hati
Sesaat bergumun mengikuti
Dan terlihat Intan kecil
Yang bersinar dengan pancaran Intannya
Mengikat Berlian ada

Intan kecil…Tetap surganyan Berlian




By : fm85mungil





MUSTIKA TERTUTUP DAHAN

Setengah baya
Bertautan kerikil berharga
Lantang jari telunjuk
Dari yang hitam sampai memerah
Kelingkingpun memutar menunduk

Mustika berbau surga dunia
Melangkah dengan senyum tawanya
Berbijak tanpa tangis
Karma dari parfum jejingga emas
Mengikutimu…


Bisik ditelinga
Dari pelan kejauhan berharap kata
Menyingkirkan dahan yang menutup
Semua mudah dipelangi
Kan terasa Mustika tertutup dahan
Basah tak terarah


Semampui karna kecil
Membuka dahan yang sudah tertepa angina
Lelah…
Biarlah karma Mustika berolah fakir
Terbesar dari yang besar
Kan kembali sedia kala




By : fm85mungil





MATA YANG BELUM TERPEJAM

00.0 terlewat dipintu depan
Memecahkan sunyinya malam
Tengah-tengah yang berbidik melody-melody lagu
Tertengang suara itu yang terdahulu
Menyentuhkan cuaca rindu

Biarlah 4 hp (alat) laen waktu
Daripada tiada yang ada

Mata yang belum terpejamkan
Berlalu debaran air mengalir
Dari hati yang belum terpejam
Detikpun berbeda dengan kerlip mata
Mata yang belum terpejamkan

Ingatlah janji palsu yang telah purba
Pasti terpejam tertikam
Sosok nadi durjana karna sumpah pemerah
Pasti terlelap lenyap
Dan mata terpejam

Senyummu indah tapi terlalu malam
Kusamkan sebuah pena tangan
Tak berkeping sebab usangnya musang

Mata yang belum terpejamkan
Lewatkan saja
Kan tiada sia mengingatmu


By : fm85mungil










SELIMUT

Kelam terbungkus kekasr
Urat nadi pampangan wajahnya
Langkah menantang mentar
Tiap kata jauh dari ufuk timur

Pernah menaung
Senyum terlewat sengkuni
Teka teki silang menyilang nurani
Tiada terasa apa yang terasa

Selimut ?
Siapa ?
Hangat sementara titiknya salju
Jangan terkesan halusnya
Apalagi tubuhmu hanya sesaat

Selimut ….
Suhu tlah berayun diubun-ubun
Dari segala cipta silat wajahmu
Semua cipta meruggi dari dekapmu

Selimut ?
Siapa dia ?
Benalu sebagai teman makananmu
Mengelantung kelelawar pagi
Berayun langkah kera dihatimu

Awas selimut ….
Tuangkan pelangi dan janji
Senyum berduri
Tawa jurang yang curam
Nada asal menyesatkan tak bernadi

Selimut jauhlah …
Karma kau terlalu keriput
Tanganmu mulai rusuh
Dengan es campur dan lumpur

Selimut….
Musuh dalam selimut
Julukan untuk kamu yang bukan imut



By : fm85mungil






AKUPUN TERSENYUM

Tilam jerami yang menguning
Berdandan lipstik teratai
Menyangah yang gagah didadamu
Berarak air tingginya mustika

Akupun tersenyum saja ….
Di atas empat kata itu

Lukisan tlah berlalu
Di antara pahatan yang terkesima hati
Nuansa kelam malam satu
Ukir yang basi menjadi terbaru

Akupun tersenyum…
Menjadi arang-arang masam jahitan terlontar
Terakhir arang menjadi debu kelabu
Bertebaran menyelinap mata kura-kura

Biarlah aku tetap tersenyum
Dari makam yang tiada berbaur untukmu ….


By : fm85mungil








IRI TANDA TAK MAMPU

Asap terasa perih dimata
Mengerumun dipernafasan
Yang terhitam yang ada hitam
Meresap air kelesung pipit

Kata tiada selaras
Makna sebagai batu padas
Bak sipahit lidah
Melontar warna merah
Hanya kerelung hati

Iri tanda tak mampu
Dari fisik sampai isi hati
Biarkan tak mampu
Terdiam burung-burung petang

Iri tanda tak mampu
Langkah berlalu menjadi malu
Kesan kaku buatmu
Siapa orang iri itu ?
Iri tanda tak mampu
Yang hanya menekan pisau di tempat hidup



By : fm85mungil






HMM... ADA

Menang ada…,
Kemenangan
Apa itu ?

Hm…,
Dan ketawa
Untukku saja
Untuk siapa ?
Bukan urusanmu…

Bertanya adakah itu ?
Hmm…
Jelas ada

By : fm85mungil





SEPENGAL DIA SAGITANYA

Perpaduan warna untuk hidup
Plus asteris dan minus
Langkah awal segala cita
Yang tiada hari detailnya

Sagitanya yang berdua
Dari agenda-agenda terencana
Kusam…

Terakhir,
Sagitanya mendung dan membanjiri
Bukan musim yang ditunggu
Akupun tak menunggu

Sepengal dia …
Menusuk-nusuk kata sagitanya
Jangan sebut itu lagi
Karna tak dihatiku …

Sepengal dia sagitanya…
Titanic yang usai sudah

By : fm85mungil






785

Sayangmu masih utuh
Dari angka yang pernah tersimpul
Yang tak pernah tersambar petir
Tertinggi bukan semu usai hujan pelangi

Hanya senyum utuhnya angka
Tujuh delapan dan lima
Dunia maya yang fana berkelana
Masih…
Selayaknya berkibar

Lihat…
Tertata rapi semboyan cita cinta
Merangkai yang sudah terbubuhi sedapnya dunia
Ucapku disana….

Pernahkah peduli…?
Angka yang satu
Yang dibanggakan insan

Lihatlah angka itu
Siapa yang menciptakan ?
Kata itu dihatimu
Dan disana…


By : fm85mungil




PENGECUT


Sosok wanita aura terpancar dipelupuk mata
Menatap rambut-rambut cepak
Raut wajah bergelimang harga kasih sayang
Memapang sambut jemari menempel
Iringan lalngkah kanan kiri berdendang


Musang yang lewat menjadi kuat
Urut teriak menginjak kata
Senyum cinta tak ada ditulang musang
Risau ke mana lari menutup pena
Nista menambal sulang kain terobek
Menjaga yang lepas dari terlahir
Irisan duri-duri telah mengangga


Bulu perindu yang lama berubah asam
Tak tampak suaramu berlalu
Asam menjadi pengecut
Di atas pengecut
Musangku jadi ikut

Menoleh penakut perilaku dulu
Menopang sungai pecinta
Menari pengecut tak bijak
Sebagai pengecut handal
Munafik termahal
Itu kamu...


By : fm85mungil





SOK SUCI


Aku pernah temukan dia dipecahan kaca
Yang tertinggal dinisan tua dekat samudra
Kumandangnya tanpa pemicu suara
Mengema seolah ada


Hakim bukan pakaian dia
Tapi memiliki
Musuh dan penjahat tiada hatinya
Tapi selalu punya
Penasehat muda bukan tampangnya
Tapi lagak dia
Sok suci pemilik perusahaan
Nol....
Itu besar dan benar
Bukan manusia jika tiada lihat
Berfikir yang sok suci kembali kanak
Besar dan kecil...
Berlalu lanjutkanlah
Omongmu sudah saja
Tak terarah buah parah
Matilah si kuman sampah
Biar kata terbakar ikutmu
Terbakar....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar